Mranggen, 14 Desember 2024 – Latihan Kepemimpinan dan Manajemen (LKM) OSIM MA Futuhiyyah 2 terus berlanjut dengan menghadirkan sesi kelima pada Sabtu siang. Sesi ini menghadirkan Bapak M. Solihin, S.Ag., sebagai narasumber yang membawakan materi bertema “Penyusunan Proposal dan Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan OSIM”. Materi ini dirancang untuk membekali pengurus OSIM dengan keterampilan administratif yang sangat penting dalam mengelola organisasi.
Dalam pembukaannya, M. Solihin menjelaskan bahwa penyusunan proposal dan laporan pertanggungjawaban (LPJ) adalah dua aspek penting dalam siklus kegiatan organisasi. “Proposal adalah langkah awal untuk merancang kegiatan, sedangkan LPJ adalah dokumen evaluasi untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan tersebut,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa proposal yang baik harus memuat informasi yang jelas, sistematis, dan terperinci. Komponen penting dalam sebuah proposal meliputi latar belakang, tujuan, sasaran, rencana kegiatan, anggaran, serta penutup. “Proposal bukan hanya dokumen teknis, tetapi juga alat komunikasi untuk menyampaikan ide dan meyakinkan pihak terkait agar mendukung kegiatan,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa laporan pertanggungjawaban (LPJ) berfungsi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan yang transparan dan akuntabel. Dalam LPJ, komponen yang harus disertakan meliputi laporan pelaksanaan kegiatan, penggunaan anggaran, dokumentasi, serta kesimpulan dan rekomendasi. “LPJ bukan hanya formalitas, tetapi cerminan profesionalisme kalian sebagai pengurus OSIM,” tegasnya.
M. Solihin juga memberikan tips menyusun proposal dan LPJ yang baik, seperti menggunakan bahasa yang formal dan jelas, melampirkan data pendukung yang relevan, dan menyusun dokumen secara rapi dengan format yang mudah dipahami. Ia menekankan pentingnya memperhatikan detail, termasuk tata bahasa dan tata letak dokumen.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, peserta diajak untuk melakukan simulasi penyusunan proposal. Dalam kelompok kecil, mereka diminta membuat proposal sederhana untuk sebuah kegiatan OSIM, lengkap dengan anggaran dan rencana kerja. Setelah itu, hasil kerja mereka dipresentasikan dan dievaluasi langsung oleh M. Solihin.
Simulasi ini tidak hanya membantu peserta memahami teori yang telah disampaikan, tetapi juga melatih mereka dalam menyusun dokumen yang sesuai dengan standar organisasi. Peserta terlihat sangat antusias, terutama ketika mendapatkan masukan langsung dari narasumber mengenai cara memperbaiki proposal mereka.
Selain itu, M. Solihin juga mengajarkan teknik evaluasi kegiatan yang efektif untuk mendukung penyusunan LPJ. Ia menekankan bahwa evaluasi kegiatan harus didasarkan pada data dan fakta yang akurat, serta mencakup aspek keberhasilan dan kendala yang dihadapi. “LPJ yang baik adalah yang dapat memberikan gambaran utuh tentang bagaimana kegiatan dilaksanakan dan apa pelajaran yang bisa diambil,” katanya.
Dalam sesi tanya jawab, peserta mengajukan berbagai pertanyaan seputar kendala yang sering mereka hadapi dalam penyusunan proposal dan LPJ, seperti bagaimana mengelola anggaran yang terbatas dan cara menyusun laporan keuangan yang transparan. M. Solihin menjawab setiap pertanyaan dengan jelas dan memberikan solusi yang aplikatif.
Di akhir sesi, M. Solihin menyampaikan pesan motivasi kepada peserta agar terus meningkatkan kemampuan administratif mereka. “Penyusunan proposal dan LPJ bukan hanya tugas teknis, tetapi juga bagian dari tanggung jawab moral kalian sebagai pemimpin muda yang berintegritas. Kuasai keterampilan ini, dan kalian akan mampu membawa OSIM ke tingkat yang lebih baik,” tutupnya.
Sesi kelima ini menjadi salah satu bagian penting dalam rangkaian pelatihan, karena memberikan peserta keterampilan praktis yang langsung dapat diterapkan. Dengan bekal materi ini, para pengurus OSIM diharapkan dapat menjalankan program-program mereka secara profesional dan transparan, serta memberikan dampak positif bagi madrasah dan lingkungan sekitarnya.
