Semarang – Pelaksanaan hari kedua Dianpinsat Pramuka MA Futuhiyyah 2 di Bumi Perkemahan Jatirejo, Semarang, pada Jumat, 24 Januari 2025, berlangsung penuh semangat dan sarat pembelajaran. Meski hujan deras sempat mengganggu jalannya kegiatan, antusiasme para peserta tidak surut.
Kegiatan hari kedua dimulai dengan materi pertama berupa sharing time bersama Pembina Pramuka Ambalan Jenderal Sudirman-Nyai Serang, Bapak Lukman Hakim, S.Ag. Dengan tema “Kenapa Harus Ikut Pramuka,” beliau memberikan motivasi kepada peserta tentang pentingnya mengikuti kegiatan kepramukaan. “Pramuka bukan sekadar organisasi, tetapi wadah untuk membentuk karakter, melatih kemandirian, dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan,” jelasnya. Beliau juga menekankan bahwa melalui Pramuka, para siswa bisa belajar banyak hal yang tidak selalu diajarkan di ruang kelas, seperti ketahanan mental, kerja sama tim, dan rasa tanggung jawab.
Materi kedua dilanjutkan oleh Sdr. M. Khoirur Rozikiqin dengan tema “Apa Itu Pramuka?” Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan dasar-dasar kepramukaan, termasuk pengertian pramuka, sejarah gerakan pramuka di Indonesia, dan struktur organisasi pramuka. “Kepramukaan adalah pendidikan nonformal yang dirancang untuk melengkapi pendidikan formal, dan gerakan pramuka menjadi organisasi yang mendukung pembentukan generasi muda yang berkualitas,” ujar Rozikiqin. Peserta juga diajak mengenal prinsip-prinsip yang mendasari gerakan pramuka, seperti Trisatya dan Dasa Dharma.
Materi ketiga, yang menjadi puncak pembelajaran hari itu, disampaikan oleh Kak Imam Muthohar. Dengan tema “Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) dan Metode Kepramukaan (MK),” beliau menguraikan bagaimana prinsip-prinsip ini menjadi landasan kegiatan pramuka. “PDK mencakup iman kepada Tuhan, peduli pada sesama, dan peduli pada alam. Sementara itu, MK adalah cara untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut melalui kegiatan yang menyenangkan dan mendidik,” katanya. Tujuan dari materi ini adalah agar peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengimplementasikan nilai-nilai kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari.
Saat sore menjelang, sekitar pukul 16.00 WIB, hujan deras mengguyur area bumi perkemahan. Demi keselamatan, seluruh peserta dievakuasi ke aula yang tersedia. Meskipun kondisi tidak memungkinkan untuk melanjutkan kegiatan di luar ruangan, semangat peserta tetap terjaga. Mereka menggunakan waktu tersebut untuk berbagi cerita dan mempererat keakraban antar kelompok.
Setelah hujan reda sekitar pukul 20.00 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan pentas seni di dalam aula. Para peserta menunjukkan kreativitas mereka melalui berbagai penampilan, seperti drama, tarian, dan musik. Pentas seni ini menjadi momen yang sangat dinantikan karena memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengekspresikan diri sekaligus mempererat hubungan antar kelompok.
Sebagai penutup kegiatan hari kedua, acara dilanjutkan dengan api unggun di lapangan utama. Suasana hangat tercipta saat para peserta duduk melingkar mengelilingi api unggun. Lagu-lagu pramuka, yel-yel kelompok, dan cerita inspiratif diselingi karaoke dari pembina, pelatih dan peserta semakin menambah keakraban dan kebersamaan.
“Saya sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini, terutama saat pentas seni dan api unggun. Meskipun hujan, kami tetap semangat,” ungkap salah satu peserta, Farid